Memiliki ciri khas badan gemuk, moncong hidung seperti paus, mesin berada di atas dan ekor bentuk V, Global Hawk memiliki diameter panjang 13,3 meter dan bentangan sayap 35 meter atau hampir sama panjangnya dengan sayap milik pesawat terbaru Boeing 737. Mampu membawa lebih dari 500 kg instrumen ilmiah, Global Hawk bisa beroperasi pada ketinggian 20 km dan tahan selama 30 jam saat terbang menempuh jarak lebih dari 20.000 km.
Global Hawk didesain untuk terbang pada ketinggian ekstrem, pengamatan dalam durasi panjang dan misi intelijen bagi AU. Dalam proses pengembangannya, ada tiga versi yang dibuat oleh NASA. Bulan ini NASA mulai menguji coba salah satunya untuk pertama kali dengan penerbangan di atas kawasan luas Pasifik, untuk mendemonstrasikan manfaat ilmiah dari pesawat tanpa awak tersebut. “Pesawat ini tak pernah digunakan oleh kelompok sipil dan tak pernah digunakan untuk penelitian ilmiah Bumi,” jelas David W. Fahey, fisikawan dari National Oceanic and Atmospheric Administration.