Bicara kekuatan, raksasa ini dikabarkan mampu menembus dinding beton bertulang setebal 82 meter dengan daya jangkau proyektil sejauh 29 mil atau setara dengan 47 km.
Namun Perancis jatuh pada 1940 tanpa bantuan dari Gun Gustav, sehingga target baru dicari. Hitler berencana menggunakan Gustav untuk menggempur benteng Inggris Gibraltar, namun gagal setelah Jenderal Franco menolak untuk memberi izin menembak dari tanah Spanyol. Akhirnya, April 1942 Gustav ditempatkan di luar kota pelabuhan Sebastopol di Uni Soviet. Ironisnya, di hadapan Gustav dan artileri berat lainnya, Benteng Stalin, Lenin dan Maxim Gorki hancur dan jatuh oleh Rusia.
Dalam satu babak pertempuran, Gustav menghancurkan amunisi Rusia amunisi di Severnaya Bay. Gustav menembakkan 300 butir peluru selama pengepungan. ‘Gustav’ kedua dinamakan Dora, didirikan barat Stalingrad pada pertengahan Agustus tapi buru-buru ditarik pada bulan September agar tidak tertangkap. Gustav selanjutnya muncul di luar Warsawa, Polandia, di mana 30 peluru telah ditembakkan ke Warsaw Ghetto selama pemberontakan 1944.
April 1945, Dora diledakkan oleh insinyur Jerman di dekat Oberlichtnau, Jerman, untuk menghindari penyitaan oleh tentara Rusia. Sedangkan meriam ketiga tidak pernah selesai dibangun.
Juni 1945, Gustav akhirnya ‘ditawan’ oleh Angkatan Darat AS di dekat Metzendorf, Jerman, pada bulan Juni 1945. Tak lama setelah itu, raksasa ini dipotong-potong sebagai besi tua dan berakhirlah kisah Gun Gustav, si meriam raksasa ini.