Hubungan akrab Obama dengan benda laknat itu terjadi saat dirinya masih menjadi mahasiswa. Menurut buku yang ia tulis sendiri, Dreams From My Father, tepatnya tiga dekade lalu saat Obama berada di kampus Occicental College Los Angeles dan membela hak-hak Afrika Selatan terkait politik apartheid.
Obama muda dikatakan suka berpesta. Di buku itu ia menyatakan, menulis pengalaman itu dalam sebuah memoar pada 2005 lalu. Obama berkata dirinya 'merokok' bersama sejumlah 'saudara-saudara-nya'. Mereka berbicara mengenai mabuk-mabukan narkoba atau high. Mariyuana, alkohol dan kadang kokain, menjadi pilihan mereka, menurut buku itu.
Salah seorang kawannya di California State University, Vinai Thummalapally, mengingat dengan baik hari-hari 'mabuk' bersama sang presiden. "Jika ada yang memberinya ganja, langsung ia isap. Kami mengisapnya dan minum bir besar. Tapi ia tak menggunakannya sebanyak kawan-kawan kami yang lain," katanya kepada New York Times.
Pengakuan itu tercantum dalam salah satu buku yang ia tulis sendiri sebelum mencalonkan diri menjadi presiden AS, Dreams from My Father. Dalam buku itu dikatakan, hampir tiga dekade lalu, Obama berada di kampus Occicental College Los Angeles dan membela hak-hak Afrika Selatan terkait politik apartheid.
Namun pada saat bersamaan, Obama muda juga suka berpesta. Ia menyatakan dalam sebuah memoar pada 2005 lalu dan menyebutkan dirinya 'merokok' bersama sejumlah 'saudara-saudara-nya'. Mereka berbicara mengenai mabuk-mabukan narkoba atau high. Mariyuana, alkohol dan kadang kokain, menjadi pilihan mereka, menurut buku itu.
Presiden AS ke-44 ini mengaku ia membuat keputusan yang buruk saat remaja, yang melibatkan minum-minum dan narkoba. Pengakuan semacam ini sangat jarang untuk seorang politisi yang hendak mencalonkan diri sebagai pemimpin negara sebesar AS. Bahkan, capres pesaingnya saat itu, Menlu Hillary Clinton, menggunakannya sebagai senjata.
Salah seorang kawannya di California State University, Vinai Thummalapally, mengingat dengan baik hari-hari kelamnya bersama sang presiden. "Jika ada yang memberinya ganja, langsung ia isap. Kami mengisapnya dan minum bir besar. Tapi ia tak menggunakannya sebanayak kawan-kawan kami yang lain," katanya kepada New York Times.
Menurut Thummalapally, Obama juga bukanlah party animal alias seseorang yang sangat gemar berpesta.
sumber http://asaborneo.blogspot.com/2010/11/kisah-kelam-obama-ketika-menjadi.html
Obama muda dikatakan suka berpesta. Di buku itu ia menyatakan, menulis pengalaman itu dalam sebuah memoar pada 2005 lalu. Obama berkata dirinya 'merokok' bersama sejumlah 'saudara-saudara-nya'. Mereka berbicara mengenai mabuk-mabukan narkoba atau high. Mariyuana, alkohol dan kadang kokain, menjadi pilihan mereka, menurut buku itu.
Salah seorang kawannya di California State University, Vinai Thummalapally, mengingat dengan baik hari-hari 'mabuk' bersama sang presiden. "Jika ada yang memberinya ganja, langsung ia isap. Kami mengisapnya dan minum bir besar. Tapi ia tak menggunakannya sebanyak kawan-kawan kami yang lain," katanya kepada New York Times.
Pengakuan itu tercantum dalam salah satu buku yang ia tulis sendiri sebelum mencalonkan diri menjadi presiden AS, Dreams from My Father. Dalam buku itu dikatakan, hampir tiga dekade lalu, Obama berada di kampus Occicental College Los Angeles dan membela hak-hak Afrika Selatan terkait politik apartheid.
Namun pada saat bersamaan, Obama muda juga suka berpesta. Ia menyatakan dalam sebuah memoar pada 2005 lalu dan menyebutkan dirinya 'merokok' bersama sejumlah 'saudara-saudara-nya'. Mereka berbicara mengenai mabuk-mabukan narkoba atau high. Mariyuana, alkohol dan kadang kokain, menjadi pilihan mereka, menurut buku itu.
Presiden AS ke-44 ini mengaku ia membuat keputusan yang buruk saat remaja, yang melibatkan minum-minum dan narkoba. Pengakuan semacam ini sangat jarang untuk seorang politisi yang hendak mencalonkan diri sebagai pemimpin negara sebesar AS. Bahkan, capres pesaingnya saat itu, Menlu Hillary Clinton, menggunakannya sebagai senjata.
Salah seorang kawannya di California State University, Vinai Thummalapally, mengingat dengan baik hari-hari kelamnya bersama sang presiden. "Jika ada yang memberinya ganja, langsung ia isap. Kami mengisapnya dan minum bir besar. Tapi ia tak menggunakannya sebanayak kawan-kawan kami yang lain," katanya kepada New York Times.
Menurut Thummalapally, Obama juga bukanlah party animal alias seseorang yang sangat gemar berpesta.
sumber http://asaborneo.blogspot.com/2010/11/kisah-kelam-obama-ketika-menjadi.html