Jumat, 12 November 2010

Pandangan Keliru Tentang Daging Kambing


Makan daging kambing banyak diyakini orang dapat membangkitkan gairah dan potensi seksual kaum pria. Betulkah demikian? Kenyataan sebenarnya, menyantap daging kambing berlebihan dan terlalu sering malah justeru dapat mengancam potensi seksual kaum pria! Kenapa demikian?

Tingginya konsentrasi lemak dan kolesterol malahan dalam makanan pada jangka panjang akan meningkatkan kepekatan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah penis. Kalau sampai terjadi, darah menuju penis akan terhambat. Akibatnya pasokan darah kaya oksigen jadi terbatas sehingga impoten.

Selain digembar-gembor sebagai pembangkit gairah, daging kambing juga sering dituduh sebagai pencetus darah tinggi dan penyebab kematian mendadak. Sebenarnya jika dibandingkan sapi, kandungan lemak dan kolesterol daging kambing lebih rendah. Patut diragukan tuduhan daging kambing sebagai pemicu darah tinggi yang disertai sakit kepala atau serangan stroke yang mematikan.

Pro-kontra muncul. Entah bagaimana ceritanya, daging kambing dipercaya mempunyai kemampuan aprodisiak, kemampuan dalam meningkatkan gairah seksual pria. Yang jelas anggapan itu sudah lama berkembang di masyarakat. Dan cerita tersebut memang ada benarnya.


Kalau diamati, secara fisik serat daging kambing tak jauh beda dibanding dengan daging merah lainnya dari domba, sapi, dan kerbau. Dibanding dengan daging domba umpamanya, keduanya sama-sama bertekstur halus. Warna dagingnya pun tak terlalu berbeda meskipun daging kambing biasanya berwarna lebih pekat.

Perbedaan mencolok dengan daging ternak lain sebagaimana dilansir Intisari, justru aromanya. Daging domba, sapi, atau kerbau beraroma amis saja, sedangkan daging kambing beraroma menyengat (orang Jawa bilang prengus). Selain itu, lemaknya lebih putih dan keras.

Apa yang dikatakan orang soal daging kambing dapat meningkatkan potensi seksual seseorang, menurut Dr. Muhilal dari Puslitbang Gizi Bogor, ada kemungkinan benar. Orang menyatakan begitu berdasarkan pengalaman nenek moyang. “Tapi kalau dikaji secara ilmiah harusnya kan diteliti dulu. Tapi data itu tidak ada, sehingga dasarnya saling percaya saja,” jelas Dr. Muhilal.


Sebaliknya, ahli gizi ini kurang sependapat dengan kemungkinan keperkasaan seorang pria setelah makan sate kambing akibat energi yang diperoleh dari lemak sate. Dari segi farmakologi, bisa jadi daging kambing mengandung senyawa mirip hormon seks pria. Namun, sampai saat ini belum ditemukan dasar ilmiah untuk menyatakan daging kambing bisa meningkatkan potensi seksual kaum pria.

Yang didapat oleh mereka yang memakai makanan atau minuman aprodisiak itu bukan peningkatan potensi, melainkan lebih pada sensasi seksual. Akibat sensasi tentu saja seseorang jadi bergairah. Tetapi, potensi tetap saja segitu.

source: http://blogjoss-ridwan.blogspot.com/2010/11/berbagai-pandangan-keliru-tentang.html