Minggu, 19 Desember 2010

Ciuman Tidak Menularkan TBC


Tuberkulosis (TB atau TBC) adalah penyakit serius yang gampang menular tapi sebenarnya bisa diobati. Banyak orang mengganggap penyakit ini bisa menular melalui ciuman, padahal sebenarnya TBC tidak menular melalui ciuman.

"Selama ciumannya tidak sambil batuk-batuk, maka tuberkulosis tidak menular. Jadi kalau mau ciuman jangan sambil batuk," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, dalam acara temu media mengenai pencapaian MDGs untuk tuberkulosis di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (17/12/2010).


Prof Tjandra menuturkan hal ini karena kuman penyebab tuberkulosis tidak terdapat di dalam air liur. Melainkan terdapat di dalam dahak yang bisa keluar saat seseorang batuk.

Ada 3 hal yang harus dipahami oleh masyarakat mengenai tuberkulosis, yaitu:

  1. Penyakit menular langsung, dalam hal ini dari orang ke orang dan tidak melalui barang atau binatang lain sebagai perantara. Karenanya bukan menular melalui gelas minum yang sama.
  2. Penyakit ini disebabkan oleh kuman TBC yaitu Mycobacterium tuberculosis, dan bukan akibat sering keluar malam-malam. Kemungkinan dengan sering keluar malam akan membuat daya tahan tubuhnya menurun, sehingga kuman lebih mudah masuk.
  3. Sebagian besar kuman TBC ini menyerang organ paru-paru, tetapi ada juga yang mengenai organ tubuh lain dan jumlahnya tidak banyak.


"Untuk mendeteksi tuberkulosis ini jumlah kuman Mycobacterium tuberculosis nya harus lebih dari 5.000, karena kalau di bawah 5.000 tidak kelihatan sehingga kadang tidak terdeteksi," ungkap Prof Tjandra.

Gejala umum dari tuberkulosis pada orang dewasa adalah batuk yang terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih.

Penderita yang terserang kuman TBC tersebut biasanya akan mengalami demam tapi tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

Bakteri TB merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya, karenanya dibutuhkan kepatuhan dalam mengonsumsi obat anti tuberkulosis sehingga tidak terjadi MDR-TB (multidrug resistant tuberculosis).

Faktor penyebab TBC ini meliputi:

  1. Lingkungan yang tidak higienis. TBC menyebar dengan cepat pada tempat tinggal yang kurang ventilasi, sempit dan sesal, karenanya angka penularan tinggi terajdi di lingkungan yang penuh sesak dan kumuh.
  2. Kurangnya akses ke perawatan medis, baik karena ketidakmampuan ekonomi atau ketidaktahuan. Kondisi ini membuat ia tidak mendapatkan tindakan medis yang cukup sehingga memperburuk penyebaran.
  3. Turunnya kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, maka sel darah putih akan menjadi benteng pelindng dari bakteri TB. Tapi jika sistem imunnya berkurang, maka kuman akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh.
  4. Kontak dengan penderita TBC lainnya. Jika hidup dengan penderita TBC aktif yang tidak mendapatkan pengobatan akan membuat risiko tertular semakin tinggi, baik di lingkungan keluarga ataupun rekan kerja.
  5. Jenis kelamin dan usia. Umumnya jenis kelamin laki-laki dan orang dewasa lebih berisiko terkena TBC.
  6. Alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan. Konsumsi alkohol dan obat-obatan bisa memperlemah sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terinfeksi.
  7. Diet yang terlalu ketat. Jika seseorang melakukan diet dengan ketat, maka ia tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup serta kurangnya konsumsi kalori yang membuatnya berisiko tinggi terkena TBC.
  8. Tinggal atau bekerja di lingkungan fasilitas perawatan TBC. Kelompok ini berisiko tertular TBC, karenanya gunakan masker dan sering mencuci tangan untuk mengurangi risiko tertular.