Para ilmuwan di Dailhousie University di Halifax, Kanada, mengumpulkan sampel dari pecahan kapal Titanic pada tahun 1991. Meskipun di kepingan tersebut terdapat juga kehidupan, namun tidak ada orang yang mengidentifikasikan mereka dengan mikroba tertentu pada reruntuhan kapal tersebut, malah memasukkan mereka ke dalam kategori bakteri dan fungi (jamur). Demikian dikutip dari National Geographics, Senin (13/12/2010).
Jadi, Henrietta Mann dan Bhavlen Kaur dari Ontario Science Centre, memutuskan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi spesies dari bakteri tersebut. Spesies baru bakteri yang ditemukan tersebut dinamakan Halomonas Titanicae.
"Bakteri tersebut merupakan keluarga dari bakteri yang belum pernah terlihat di laut dengan kedalaman seperti tempat tenggelamnya Titanic. Kapal tersebut tenggelam di sekira 3,8 kilometer di bawah permukaan laut," ujar Kaur.
Kapal Titanic tenggelam 98 tahun yang lalu dan baru ditemukan pada tahun 1985. Semenjak itu, para ilmuwan telah meneliti mikroorganisme yang ada di kapal tersebut dan dasar laut di sekitarnya. Ironisnya eksplorasi dari para peneliti ini malah mempercepat proses rusaknya reruntuhan kapal tersebut.
Beberapa ilmuwan berharap dapat mencegah percepatan proses ini, pengrusakan kapal ini dengan mengurangi populasi bakteri pemakan besi, agar situs reruntuhan kapal Titanic ini bisa tahan lebih lama.
"Akan tetapi dengan membiarkan reruntuhan kapal Titanic rusak secara alami, juga merupakan proses pembelajaran, jika kita mencegahnya, maka kita juga menghentikan proses alam," kata Kaur.
Dengan mempelajari mikroba-mikroba pemakan besi, juga dapat mengajarkan kepada para ilmuwan, cara bagaimana melindungi pipa-pipa besi di kilang minyak lepas pantai, atau cara mengurangi proses pengkaratan pada kapal laut.
Read more: http://siradel.blogspot.com/2010/12/ditemukan-spesies-bakteri-baru-di.html