Menteri Koordinator Perekonomian RI Hatta Rajasa dalam pidato kunjungan kerjanya di Kota Dumai, Riau, Minggu, mengatakan, tingkat perekonomian Indonesia berada di peringkat 16 besar dari seluruh negara di dunia.
Hatta menerangkan, sejauh ini berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6 persen pada 2010 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 6,5 persen pada 2011.
"Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya," papar Hatta.
Menko Perekonomian memperkirakan pada 2030 pendapatan per kapita Indonesia sudah diatas 17.000 dolar AS pertahun.
Hal tersebut menurut Hatta menimbang kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami pertumbuhan cukup pesat dan terus meningkat sejak 1970.
"Pada akhir 2010 saja diperkirakan pendapatan per kapita Indonesia sudah mencapai 3.000 dolar AS pertahun. Jumlah ini sudah di luar target pemerintah selama ini," ungkapnya.
Menurut Hatta, di samping tetap kuatnya permintaan domestik, perbaikan terutama bersumber dari sisi eksternal sejalan dengan pemulihan ekonomi global, seperti terlihat dari ekspor yang mencatat pertumbuhan positif sejak triwulan IV-2009 juga merupakan pendongkrak perekonomian Indonesia.
Pemulihan ekonomi global dikatakan Hatta terlihat dari berbagai indikator ekonomi baik di negara maju, seperti Amerika Serikat dan Jepang maupun di kawasan Asia seperti China dan India yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi negara-negara yang merupakan mitra dagang mereka termasuk Indonesia.
Kendati demikian Hatta memandang pembangunan ekonomi yang cukup berhasil tersebut tampaknya tidak atau belum berdampak positif terhadap tingkat angka kemiskinan di seluruh wilayah RI.
"Untuk itu sedapat mungkin hal ini harus ada jalan keluarnya dan menjadi 'pekerjaan rumah' tidak hanya bagi pemerintah pusat, namun juga bagi pemerintah daerah termasuk Riau," jelasnya.
Beberapa tahun belakang, tuturnya, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga cenderung meningkat.
Pada tahun 2005, terangnya, jumlah penduduk miskin Indonesia ada sekitar 118 juta jiwa, jumlah ini adalah sekitar 53,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia seluruhnya.
"Sudah saatnya, dengan kondisi ini kita harus ekstra mencari jalan keluar yang tepat sehingga angka kemiskinan atau pengangguran tidak lagi meningkat dari tahun ketahun," katanya.
Hatta menerangkan, sejauh ini berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6 persen pada 2010 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 6,5 persen pada 2011.
"Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya," papar Hatta.
Menko Perekonomian memperkirakan pada 2030 pendapatan per kapita Indonesia sudah diatas 17.000 dolar AS pertahun.
Hal tersebut menurut Hatta menimbang kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami pertumbuhan cukup pesat dan terus meningkat sejak 1970.
"Pada akhir 2010 saja diperkirakan pendapatan per kapita Indonesia sudah mencapai 3.000 dolar AS pertahun. Jumlah ini sudah di luar target pemerintah selama ini," ungkapnya.
Menurut Hatta, di samping tetap kuatnya permintaan domestik, perbaikan terutama bersumber dari sisi eksternal sejalan dengan pemulihan ekonomi global, seperti terlihat dari ekspor yang mencatat pertumbuhan positif sejak triwulan IV-2009 juga merupakan pendongkrak perekonomian Indonesia.
Pemulihan ekonomi global dikatakan Hatta terlihat dari berbagai indikator ekonomi baik di negara maju, seperti Amerika Serikat dan Jepang maupun di kawasan Asia seperti China dan India yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi negara-negara yang merupakan mitra dagang mereka termasuk Indonesia.
Kendati demikian Hatta memandang pembangunan ekonomi yang cukup berhasil tersebut tampaknya tidak atau belum berdampak positif terhadap tingkat angka kemiskinan di seluruh wilayah RI.
"Untuk itu sedapat mungkin hal ini harus ada jalan keluarnya dan menjadi 'pekerjaan rumah' tidak hanya bagi pemerintah pusat, namun juga bagi pemerintah daerah termasuk Riau," jelasnya.
Beberapa tahun belakang, tuturnya, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga cenderung meningkat.
Pada tahun 2005, terangnya, jumlah penduduk miskin Indonesia ada sekitar 118 juta jiwa, jumlah ini adalah sekitar 53,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia seluruhnya.
"Sudah saatnya, dengan kondisi ini kita harus ekstra mencari jalan keluar yang tepat sehingga angka kemiskinan atau pengangguran tidak lagi meningkat dari tahun ketahun," katanya.