Minggu, 16 Januari 2011

Jayawijaya, Puncak yang Tak Mudah Ditaklukkan


Pesona Puncak Jayawijaya sangat memesona Heinrich Harrer, penulis buku terkenal yang menulis “Tujuh Tahun di Tibet”.

12 tahun setelah kembali dari Tibet pada tahun 1950, Heinrich Harrer bersama dengan tiga temannya, Temple, Kippax dan Huizinga, memutuskan untuk menaklukkan Puncak Jayawijaya.

Pada tahun 1962 mereka menjadi pendaki pertama yang mencapai puncak Carstensz (Jayawijaya), salah satu dari 7 gunung tertinggi di dunia.


Puncak Jayawijaya, lebih dikenal oleh para pendaki gunung sebagai Piramida Carstensz yang memiliki ketinggian 4.844 meter di atas permukaan laut, dan selama berabad-abad telah manarik minat -gletser abadi khatulistiwa terutama para petualang dan pendaki gunung yang ingin mencapai gletser. Pada 1623, seorang penjelajah Belanda, Jan Carstensz, melihat gunung yang tertutup salju dan menamakan gunung itu dengan nama belakangnya.

Fenomena alam ini sangat jarang karena es alami biasanya tidak turun di sepanjang khatulistiwa. Sayangnya, penurunan gletser yang signifikan telah ditemukan pada beberapa lokasi seperti di Puncak Trikora dan Glacier Meren antara 1939, 1962 dan 1994 hingga tahun 2000. Salju abadi yang luas ini masih sangat mengagumkan.

Pendakian ke puncak memerlukan teknik khusus dan mendaki medannya hanya direkomendasikan bagi pendaki yang berpengalaman. Terdapat tiga pendakain tersulit dari lima titik pendakian. Menjadikan puncak ini sebagai salah satu puncak paling sulit untuk ditaklukan di dunia, dan puncak tertinggi antara Andes dan Himalaya, jika Anda behasil menaklukkan Puncak Carstensz maka jeritan kemenangan dan kegembiraan akan Anda teriakan di puncak Jayawijaya.

source