Penulis 
LifeStraw merupakan sebuah teknologi penyaringan air dengan menggunakan metode nano filtering dengan skala 0,2 mikronano yang mana semua bakteri, virus dan parasit akan terfilter. Sehingga air aman untuk dikonsumsi walaupun tanpa direbus terlebih dahulu.
Aidil Zakarsih, representatif Vestergaard Frandsen, pemilik paten LifeStraw ditemui detikinet disela-sela seminar nasional “Watervironment for Better Living” di Campus Center ITB mengungkapkan bahwa selama ini produknya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan relawan atau militer yang membutuhkan air untuk dikonsumsi di daerah-daerah bencana atau rawan air.
LifeStraw memiliki dua model: Personal dan Family. Untuk personal, LifeStraw mampu menyaring 700 liter air, cukup untuk satu orang selama satu tahun. Untuk family dapat memproduksi air hingga 18.000 liter air. Cukup untuk memenuhi kebutuhan air satu keluarga hingga tiga tahun.
Alat ini bisa dipergunakan dalam jangka waktu lama dikarenakan tidak ada spare part yang harus diganti, jelas Aidil Zakarsih.
Untuk material logam berat, LifeStraw belum bisa menghilangkan. Aidil Zakarsih menjelaskan bahwa “Dengan direbus pun, material logam berat masih tetap ada. Sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu menyaring logam berat dari air yang kita konsumsi. Tapi untuk bakteri, virus dan parasit, bisa terfilter 99,9 persen.”
Untuk rasa dan bau, Aidil mengaku ada perbaikan. “Untuk rasa dan bau mampu kita perbaiki. Walaupun tidak 100 persen tidak bau dan berwarna namun alat ini mampu memperbaikinya,” katanya.
Karenanya Aidil menyarankan untuk menggunakannya pada sumber air yang biasa dipakai masyarakat. Seperti air sungai, air hujan atau air tanah. Untuk penggunaan air ekstrim seperti air lumpur dan air selokan, dalam kondisi darurat jika tidak ada sama sekali sumber air biasa.
Pada prinsipnya LifeStraw dapat membuat air-air tersebut aman dan layak untuk dikonsumsi.
sumber