Para perokok, baik aktif maupun pasif termasuk kelompok yang paling berisiko terjangkit kanker paru. Kelompok lain yang juga rentan mengalaminya adalah para pekerja otomotif yang sering berada di bengkel. Mengapa demikian?
Selain sering menghirup emisi gas buang kendaraan bermotor, pekerja otomotif juga berhadapan dengan bahan lain yang tak kalah berbahaya dalam kaitannya dengan kanker. Bahan yang dimaksud adalah asbes yang digunakan sebagai lapisan kampas rem dan kopling.
Saat para mekanik membersihkan tromol dan rumah kopling kendaraan bermotor, debu dan serpihan serat asbes itu akan beterbangan kemudian terhirup. Debu asbes bisa terakumulasi sehingga dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker di saluran napas.
Risikonya bisa lebih besar lagi mengingat sebagian bengkel tidak memiliki sirkulasi udara yang baik. Data terbaru dari Environmental Protection Agency (EPA) menunjukkan, 66 persen bengkel di Amerika Serikat memiliki udara yang tercemar asbes di atas batas aman karena tidak punya ventilasi.
Penggunaan asbes oleh industri otomotif sebenarnya sudah diingatkan oleh EPA sejak tahun 1970-an, namun bahan itu tetap digunakan hingga saat ini karena dinilai punya kelebihan. Di antaranya lebih tahan panas dan lebih stabil dibandingkan bahan lain seperti karet dan plastik.
Dikutip dari Seedol, Minggu (23/1/2011), jenis kanker paru yang sering menjangkiti pekerja otomotif adalah Malignant mesothelioma. Jenis kanker ini menyerang lapisan tipis yang menyelubungi organ-organ penting termasuk paru-paru dan kebanyakan memang dipicu oleh asbes.
Seperti halnya pada jenis kanker paru yang lain, gejala awal Malignant mesothelioma seringkali tidak terdeteksi. Sebelum terlanjur parah, para pekerja otomotif atau siapapun yang bersinggungan dengan debu asbes sebaiknya memeriksakan diri jika mulai batuk-batuk atau mengalami keluhan lain pada pernapasan.
Selain sering menghirup emisi gas buang kendaraan bermotor, pekerja otomotif juga berhadapan dengan bahan lain yang tak kalah berbahaya dalam kaitannya dengan kanker. Bahan yang dimaksud adalah asbes yang digunakan sebagai lapisan kampas rem dan kopling.
Saat para mekanik membersihkan tromol dan rumah kopling kendaraan bermotor, debu dan serpihan serat asbes itu akan beterbangan kemudian terhirup. Debu asbes bisa terakumulasi sehingga dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker di saluran napas.
Risikonya bisa lebih besar lagi mengingat sebagian bengkel tidak memiliki sirkulasi udara yang baik. Data terbaru dari Environmental Protection Agency (EPA) menunjukkan, 66 persen bengkel di Amerika Serikat memiliki udara yang tercemar asbes di atas batas aman karena tidak punya ventilasi.
Penggunaan asbes oleh industri otomotif sebenarnya sudah diingatkan oleh EPA sejak tahun 1970-an, namun bahan itu tetap digunakan hingga saat ini karena dinilai punya kelebihan. Di antaranya lebih tahan panas dan lebih stabil dibandingkan bahan lain seperti karet dan plastik.
Dikutip dari Seedol, Minggu (23/1/2011), jenis kanker paru yang sering menjangkiti pekerja otomotif adalah Malignant mesothelioma. Jenis kanker ini menyerang lapisan tipis yang menyelubungi organ-organ penting termasuk paru-paru dan kebanyakan memang dipicu oleh asbes.
Seperti halnya pada jenis kanker paru yang lain, gejala awal Malignant mesothelioma seringkali tidak terdeteksi. Sebelum terlanjur parah, para pekerja otomotif atau siapapun yang bersinggungan dengan debu asbes sebaiknya memeriksakan diri jika mulai batuk-batuk atau mengalami keluhan lain pada pernapasan.