Penemuan tersebut cukup berbeda dengan keyakinan para ahli sebelumnya yang berpendapat bayi dan balita menggunakan mekanisme berbeda dengan orang dewasa dalam mempelajari kata-kata. Kemampuan ini dimulai secara primitif dan berevolusi ke dalam proses yang dipakai otak orang dewasa.
Dalam riset terbaru ini, para ahli menggunakan pemindaian otak non invasif untuk mengetahui aktivitas otak pada bayi berusia 12-18 bulan ketika mereka mendengarkan kata-kata.
Para peneliti memasangkan kata-kata dengan gambar, beberapa sesuai dengan kata yang diucapkan dan lainnya tidak sesuai. Yang menarik, bayi-bayi itu melihat gambar "bola" ketika diperdengarkan kata "bola". Namun mereka juga melihat gambar tersebut ketika mendengarkan kata "anjing".
Ketidaksesuaian tersebut menyebabkan reaksi kuat pada bagian otak yang sama (area frontotemporal kiri) yang berkaitan dengan pemrosesan bahasa pada otak orang dewasa.
"Ternyata, bayi menggunakan mekanisme otak seperti halnya orang dewasa ketika mengakses arti kata-kata dari apa yang dipikirkan ke dalam database artian. Database ini akan terus diperbaharui sampai dewasa," kata Katherine E.Travis ahli ilmu saraf dari University of California, San Diego.
Ia menambahkan, dari riset ini terungkap bahwa "mesin" saraf yang dipakai orang dewasa untuk memahami kata-kata juga sudah berfungsi ketika kata tersebut pertama dikenali.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dikembangkan untuk mengatasi ketidakmampuan berbahasa pada anak-anak autis.
source