Walaupun bukan satu-satunya penyebab kanker paru-paru, merokok mempunyai kontribusi yang besar terhadap penyakit ini.Terkadang orang kesulitan jika sudah terjebak dalam kecanduan rokok.
Segala cara sudah dilakukan, namun tetap juga tidak bisa menghentikan kebiasaan ini. Dalam artikel yang ditulis oleh DR Andri, SPKJ akan dibahas lebih jauh mengapa orang bisa mencandu rokok.
“Nikmat” Nikotin bagi Perokok Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah zat yang sangat berbahaya karena mempunyai efek ketergantungan,setara seperti efek ketergantungan alkohol dan kokain.
Hal ini disebabkan di otak, nikotin menempati pusat sistem “reward” yang sama dengan amfetamin dan kokain, yaitu di ventral tegmentalsistem dopamin. Nikotin dalam rokok memberikan efek stimulasi otak seperti memperbaiki perhatian, belajar, waktu reaksi seseorang, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Perokok juga sering mengatakan bahwa merokok memperbaiki suasana perasaan mereka, mengurangi tekanan,dan mengurangi perasaan depresif. Beberapa wanita menyukai rokok di antaranya karena dapat menekan nafsu makan dan mengurangi berat badan.
Hal ini yang membuat ketika seseorang sudah mulai mengisap rokok, maka kemungkinan besar dia akan sulit lepas dari ketergantungannya itu. Apalagi bila ditambah dengan lingkungan sosial yang mendukung perilaku merokok, seperti teman, orangtua yang merokok, dan iklan rokok yang sangat kuat mendukung perilaku ini.
Bahaya Nikotin bagi Perokok Semua orang yang merokok pasti tahu bahaya merokok. Dalam setiap kemasan dan iklan rokok, bahaya rokok selalu dicantumkan. Rokok meningkatkan risiko kanker, terutama kanker paru-paru pada seseorang.
Rokok juga memiliki kontribusi terhadap gangguan jantung dan pembuluh darah pengisapnya. Rokok meningkatkan terjadinya angka kesakitan pasien di usia lanjut berhubungan dengan kesehatan paru-parunya.
Bagi wanita hamil, rokok berbahaya bagi janin yang terkandung di dalam perutnya. Bayi lahir dengan berat badan kurang merupakan salah satu hal yang sering dikaitkan dengan ibu yang merokok selama kehamilan.
Salah satu yang menarik walau di berbagai kesempatan iklan rokok selalu menampilkan kejantanan seorang pria, namun rokok sendiri berperan terhadap menurunnya kejantanan itu. Impotensi merupakan bahaya merokok yang sering dituliskan, bahkan pada peringatan pemerintah terhadap bahaya merokok. Kenyataannya masih banyak laki-laki yang tidak segan-segan merokok sampai beberapa puluh batang sehari.
Rokok dan Gangguan Kesehatan Jiwa Pasien-pasien gangguan kesehatan jiwa merupakan salah satu populasi tertinggi berhubungan dengan ketergantungan pada nikotin. Sekitar 50 persen pasien rawat jalan di klinik psikiatri diketahui merokok sehari-harinya.
Sekitar 90 persen pasien skizofrenia juga merokok dan 70 persen pasien dengan gangguan bipolar juga merokok dalam kehidupan sehariharinya. Rokok juga erat dengan penggunaan zat adiktif lainnya. Dikatakan hampir 70 persen pengguna zat adiktif (alkohol, amfetamin, kokain dll) juga merokok.
Data mengatakan bahwa pasien dengan gangguan depresi dan gangguan cemas lebih sulit berhasil untuk berhenti merokok daripada yang tidak.
Pasien skizofrenia banyak yang merokok karena nikotin dalam rokok membantu pasien untuk mengurangi kepekaan mereka yang terlalu terhadap stimulus dari luar. Rokok bagi pasien skizofrenia juga meningkatkan konsentrasinya sehingga membuat mereka sulit lepas dari rokok.
Mari Berhenti Merokok Tidak ada yang menyangkal bahwa berhenti merokok mempunyai manfaat terhadap peningkatan kesehatan seseorang. Banyak cara dilakukan untuk berhenti merokok, namun sering kali kegagalan menghampiri orang yang sedang berusaha berhenti merokok itu.
Banyak pendapat ahli dan jurnal menyatakan bahwa berhenti merokok secara tiba-tiba sama baiknya dengan berhenti secara perlahan-lahan. Hanya saja, efek putus zat nikotin di dalam tubuh yang tidak nyaman membuat perokok lebih memilih cara-cara yang lebih nyaman, seperti dengan terapi pengganti seperti nicotine patch (koyo nikotin) atau permen karet nikotin.
Konseling dan intervensi sosial sangat diperlukan. Kondisi lingkungan sosial sering kali memicu orang untuk kembali merokok. Untuk itu, perokok perlu membebaskan dirinya dari lingkungan perokok saat awal-awal berhenti merokok Konseling membantu perokok untuk tetap bertahan pada kebiasaan sehatnya yang baru.
Pada beberapa kasus pengobatan dengan antidepresan bupropion atau dengan clonidine juga dapat dilakukan. Penggunaan obat ini biasanya dilakukan bila terapi tanpa obat dianggap gagal. Obat-obat ini biasanya digunakan untuk mengurangi gejala putus zat nikotin yang dialami oleh perokok yang berhenti.
Terakhir, pembaca perlu ingat bahwa tidak ada satu pun keuntungan dari merokok. Untuk itu, mari kita katakan tidak pada rokok dan lindungi anak serta cucu kita dari bahaya rokok dengan tidak merokok di tempat umum dan di lingkungan keluarga kita.
source