Sabtu, 08 Januari 2011

Wah, ternyata Air Mata Wanita Bikin Pria "Ilfil"

Air mata ternyata tak hanya bisa mengekspresikan emosi, tetapi ternyata juga bisa memengaruhi sikap orang lain, bahkan pasangan. Dalam beberapa eksperimen, para peneliti menemukan bahwa pria yang menghirup aroma air mata seorang perempuan yang merupakan hasil dari emosi negatif bisa membuatnya ilfeel untuk urusan gairah seksual. Sementara saat mereka menghirup aroma air mata yang keluar bukan akibat emosi negatif, gairahnya tak  menurun.

Dilaporkan oleh The New York Times, para peneliti ini mencari tahu tingkat pengaruh air mata wanita terhadap level testosteron, respons kulit, dan imaji otak, serta deskripsi para responden pria terhadap gairah seksual mereka.

Menurut salah seorang peneliti, dr Noam Sobel, profesor neurobiologi di Weizmann Institute, Israel, apa yang mereka temukan adalah pengetahuan bahwa air mata juga mengeluarkan sebuah sinyal kimiawi dan menjadi semacam cara berkomunikasi juga. Apa yang disinyalkan oleh zat kimia dari air mata merupakan penolakan.


Robert R. Provine, psikolog dan ahli saraf di University of Maryland, Baltimore County yang sudah sejak lama meneliti tangisan mengatakan bahwa penemuan ini cukup penting dan besar, dan air mata yang keluar akibat emosi merupakan perkembangan evolusi yang penting dalam spesies manusia, dan ini bisa jadi bukti bentuk feromon lain dari manusia.

Namun, masih diperlukan banyak penelitian mendalam lain mengenai hal ini. Seperti, mengapa zat kimia dari air mata wanita mensinyalkan "jangan sekarang" masih menjadi misteri. Ada peneliti yang beranggapan bahwa air mata ini bisa jadi merupakan evolusi dari perempuan untuk menurunkan agresi pria terhadap wanita. Studi ini tidak mengukur efek dari agresi, meski penelitian lebih lanjut mungkin bisa memperjelas lagi. Ada pula yang beranggapan bahwa air mata merupakan efek dari siklus menstrual yang telah berevolusi, tetapi anggapan ini sangat sedikit pengikutnya.

Di awal penelitian, para peneliti ini berpikir bahwa air mata bisa memicu kesedihan atau empati dari orang lain, tetapi yang mereka temukan justru penurunan gairah seksual pria dan tidak memengaruhi mood atau empati pria dan hal ini cukup mengejutkan.

sumber