Kemarahan adalah salah satu emosi yang paling sering dirasakan oleh seseorang jika menghadapi suatu perbedaan. Meski begitu tidak semua kemarahan itu sama, karena ada 3 gaya marah yang dialami oleh seseorang.
Hampir sebagian besar orang tidak menyukai amarah dan mengembangkan beberapa cara untuk mengatasinya. Kemarahan yang timbul tidak selalu berupa ledakan emosi, tapi kadang jauh lebih halus dan berbahaya.
Kemarahan adalah reaksi alami ketika seseorang merasa dikhianati, kecewa, frustasi, dilecehkan, sakit hati, diabaikan dan tidak dihormati. Terkadang seseorang memiliki gaya marah yang berbeda tergantung tempat dan waktunya.
Ada 3 gaya utama yang biasanya diekspresikan seseorang ketika sedang marah, seperti dikutip dari Huffington Post, Rabu (2/2/2011) yaitu:
Kemarahan yang cepat dan temperamen (agresif)
Emosi ini akan cepat meletus ketika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya atau ada yang salah, dan merupakan jenis kemarahan yang paling jelas. Emosi kemarahan ini biasanya muncul di wajah dan bersifat agresif.
Akibat yang timbul dari gaya marah seperti ini secara fisik adalah rasa panas di leher atau wajah, detak jantung yang cepat, mondar-mandir, berkeringat terutama di telapak tangan, gemetar, bertindak kasar, mulai berteriak, menjerit atau menangis.
Sedangkan akibat yang timbul secara emosi adalah merasakan marah, sebal, kadang di luar kontrol atau kendali dan cemas.
Kemarahan yang tersembunyi di dalam (pasif)
Seseorang akan tetap tampak menyenangkan dan bahkan santai dari luar karena ia menyembunyikan rasa amarah yang sebenarnya. Wajah pasif kemarahan ini sering menyebabkan masalah kesehatan yang serius akibat rasa amarah yang terpendam.
Akibat yang timbul dari gaya marah pasif secara fisik adalah orang yang sedang marah akan menjauh dari situasi, menggosok kepala, menjadi diam, mengisolasi, perilaku kompulsif terhadap makanan, belanja atau seks serta fantasi pembalasan dendam.
Sedangkan akibat yang timbul dari sisi emosi adalah seseorang mungkin akan merasa kesal, takut, didominasi, lemah, tertekan dan rasa bersalah.
Kemarahan pasif-agresif
Jenis ini yang paling sering membuat ekspresi kemarahan frustasi dan dibutuhkan waktu untuk mengenalinya. Seseorang akan tampak tenang dan biasa saja seakan-akan tidak terjadi apa-apa, tapi pada kondisi tertentu ia akan menyendiri dan meluapkan emosinya.
Akibat yang timbul dari gaya marah ini secara fisik adalah terlihat seseorang yang mengeraskan rahang atau menggertak gigi, sakit kepala, sakit perut, melukai diri sendiri seperti menggigit kuku atau membenturkan kepala, detak jantung meningkat, pusing, mulai menangis serta perilaku kompulsif untuk makan, belanja, bersih-bersih atau seks.
Sedangkan akibat yang timbul secara emosi adalah merasa membenci diri sendiri, bodoh, merasa buruk, tertekan, sedih dan bersalah.
Cara meredam marah
Berbagai cara bisa dilakukan untuk meredamkan amarahnya. Cara yang bisa dilakukan antara lain:
Hampir sebagian besar orang tidak menyukai amarah dan mengembangkan beberapa cara untuk mengatasinya. Kemarahan yang timbul tidak selalu berupa ledakan emosi, tapi kadang jauh lebih halus dan berbahaya.
Kemarahan adalah reaksi alami ketika seseorang merasa dikhianati, kecewa, frustasi, dilecehkan, sakit hati, diabaikan dan tidak dihormati. Terkadang seseorang memiliki gaya marah yang berbeda tergantung tempat dan waktunya.
Ada 3 gaya utama yang biasanya diekspresikan seseorang ketika sedang marah, seperti dikutip dari Huffington Post, Rabu (2/2/2011) yaitu:
Kemarahan yang cepat dan temperamen (agresif)
Emosi ini akan cepat meletus ketika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya atau ada yang salah, dan merupakan jenis kemarahan yang paling jelas. Emosi kemarahan ini biasanya muncul di wajah dan bersifat agresif.
Akibat yang timbul dari gaya marah seperti ini secara fisik adalah rasa panas di leher atau wajah, detak jantung yang cepat, mondar-mandir, berkeringat terutama di telapak tangan, gemetar, bertindak kasar, mulai berteriak, menjerit atau menangis.
Sedangkan akibat yang timbul secara emosi adalah merasakan marah, sebal, kadang di luar kontrol atau kendali dan cemas.
Kemarahan yang tersembunyi di dalam (pasif)
Seseorang akan tetap tampak menyenangkan dan bahkan santai dari luar karena ia menyembunyikan rasa amarah yang sebenarnya. Wajah pasif kemarahan ini sering menyebabkan masalah kesehatan yang serius akibat rasa amarah yang terpendam.
Akibat yang timbul dari gaya marah pasif secara fisik adalah orang yang sedang marah akan menjauh dari situasi, menggosok kepala, menjadi diam, mengisolasi, perilaku kompulsif terhadap makanan, belanja atau seks serta fantasi pembalasan dendam.
Sedangkan akibat yang timbul dari sisi emosi adalah seseorang mungkin akan merasa kesal, takut, didominasi, lemah, tertekan dan rasa bersalah.
Kemarahan pasif-agresif
Jenis ini yang paling sering membuat ekspresi kemarahan frustasi dan dibutuhkan waktu untuk mengenalinya. Seseorang akan tampak tenang dan biasa saja seakan-akan tidak terjadi apa-apa, tapi pada kondisi tertentu ia akan menyendiri dan meluapkan emosinya.
Akibat yang timbul dari gaya marah ini secara fisik adalah terlihat seseorang yang mengeraskan rahang atau menggertak gigi, sakit kepala, sakit perut, melukai diri sendiri seperti menggigit kuku atau membenturkan kepala, detak jantung meningkat, pusing, mulai menangis serta perilaku kompulsif untuk makan, belanja, bersih-bersih atau seks.
Sedangkan akibat yang timbul secara emosi adalah merasa membenci diri sendiri, bodoh, merasa buruk, tertekan, sedih dan bersalah.
Cara meredam marah
Berbagai cara bisa dilakukan untuk meredamkan amarahnya. Cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Minum air putih
- Menarik napas dalam
- Mencoba mengalihkan perhatiannya dengan hal-hal lain yang lebih menarik
- Menuliskan perasaannya di secarik kertas lalu dirobek dan dibuang.