Teka-teki puluhan tahun akhirnya terpecahkan. Ahli biologi Massachusetts menyatakan cumi-cumi ternyata bisa mendengar, meski sangat primitif.
Menurut ilmuwan, makhuk laut licin ini mampu mendeteksi gerakan yang dihasilkan oleh gelombang suara. Namun hanya pada frekuensi yang sangat rendah.
“Cumi-cumi mampu mendeteksi diri dengan bergerak bolak-balik yang menghasilkan gelombang suara,” ujar ahli biologi T Aran Mooney dari Woods Hole Oceanographic Institution.
Kemampuan primitif cumi-cumi untuk mendengar ini memungkinkan mereka mendeteksi angin, gelombang dan suara terumbu. Kesimpulan itu membantu ilmuwan memahami proses mendengar manusia dan bagaimana kemampuan ini bisa menghilang.
Studi yang diterbitkan di Journal of Experimental Biology ini juga menunjukkan, cumi-cumi mendeteksi suara melalui sel rambut yang melapisi dua organ kantung di dekat pangkal otak cumi-cumi. Di dalam kantung itu terdapat butiran kecil kalsium karbonat yang disebut statolith. Ini menghasilkan sinyal elektrik ke otak cumi.
Frekuensi itu sedikit berbeda dengan kemampuan mendengar manusia yang perubahannya bergantung pada gelombang suara. Manusia hanya mampu mendeteksi frekuensi dari 20 Hz hingga 20 ribu Hz.
Di sisi lain, cumi-cumi hanya mampu mendengarkan frekuensi hingga 500 Hz yang memudahkan mereka menjauh dari predator utama yaitu paus bergigi dan lumba-lumba.
source