Kurangnya olahan jagung sebagai komoditas unggulan daerah Gorontalo, membuat Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menciptakan susu yang berbahan baku jagung.
Susu jagung merupakan hasil penelitian dan percobaan oleh tim mahasiswa UNG yang terdiri atas Yulianti Pantu, Hikmah zibran, Dewi Abas, dan Julita Lembert, dengan asuhan dosen Robert Tungadi dari jurusan Farmasi.
Menurut Julita, salah satu peneliti di Gorontalo, susu yang diberi merk Sujago tersebut diolah terlebih dahulu dengan merebus jagung, kemudian menghaluskannya serta mencampur gula dan air ke dalamnya.
Ekstrak jagung yang sudah disaring, kemudian diberi yoghurt secukupnya, untuk keperluan fermentasi.
"Yoghurt yang dimasukkan mengandung bakteri yang baik untuk kesehatan tubuh. Bakteri itu yang akan memfermentasi jagung hingga menghasilkan susu," kata Julita.
Setelah dimasukkan ke dalam inkubator bersuhu 40 derajat Celsius selama 24 jam, susu tersebut siap diminum atau dikemas dalam botol untuk dijual.
Menurut dia, susu jagung hanya bisa dikonsumsi anak berusia di atas dua tahun hingga lanjut usia.
UNG sendiri telah memperoleh izin dari Kementerian Kesehatan, serta memproduksi Sujago untuk dikomersilkan dalam skala besar.
"Sebotol Sujago harganya 20.000 rupiah, ini baru harga promosi dan saat ini kami sedang menyosialisasikan susu jagung ke tiap desa," kata Julita.
Kandungan susu fermentasi tersebut sudah diteliti pihak UNG dan mengundang zat yang penting bagi tubuh seperti sukrosa, glisin dan glukosa dan pati.
source