Maraknya kasus bunuh diri yang terpublikasi melalui Facebook, membuat situs jejaring sosial tersebut ikut turun tangan berupaya menyelamatkan para pelaku dengan meluncurkan sebuah fitur berupa sistem peringatan bunuh diri. Namun fitur ini baru diluncurkan Facebook di Inggris, mengingat tingginya angka kasus bunuh diri, terutama remaja pengguna jejaring sosial di negeri kerajaan itu.
Kasus bunuh diri terbaru yang menghebohkan di Inggris dilakukan seorang remaja bernama Simone Back. Sebelum mengakhiri hidupnya, Simone mengumumkan kepada 1.048 teman Facebooknya bahwa dirinya tengah mengalami over dosis narkoba. Tak seorang pun menghiraukannya, bahkan di antara teman-temannya mengira Simone tengah membuat lelucon hingga akhirnya dia tewas dan sudah terlambat untuk menolongnya.
“Kami ingin mengingatkan setiap orang bahwa jika seorang teman mengatakan kata-kata seperti hidup sangatlah tidak berguna, hal itu harus menjadi perhatian serius,” kata Catherine Johnstone selaku Chief Executive Samaritans. “Facebook sendiri kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar orang dan kami harus meyakinkan bahwa ketika mereka online, mereka mendapat dukungan ketika mereka membutuhkannya,” imbuhnya.
Dengan adanya sistem baru ini, setiap pengguna yang mengetahui tanda-tanda teman Facebooknya akan bunuh diri, bisa melaporkannya langsung ke lembaga bantuan psikologi di Inggris, Samaritans, melalui layanan Help Centre Facebook. Di sini, mereka bisa melaporkan konten-konten berupa update status, komentar atau foto yang mencurigakan, yang diperkirakan mengandung indikasi akan melakukan tindakan bunuh diri. Facebook lantas akan menghubungkan Samaritans dengan orang
ruanghati