Warga Jepang khawatir krisis di PLTN Fukushima akan berujung pada tragedi seperti Chernobyl pada 1986 silam. Seperti apa tragedi Chernobyl sebenarnya?
Ledakan nuklir di Chernobyl, Ukraina, terjadi pada 26 April 1986, dimana reaktor keempat meledak pada pukul 01.23 dini hari. Ledakan itu diikuti kebakaran hebat yang menyebarkan gelombang radiasi ke wilayah Eropa. Tak ada penjelasan mengenai penyebab ledakan, selain klaim adanya sebuah eksperimen yang juga tak dijelaskan terperinci.
Tragedi ini menyebabkan kontaminasi radiasi meluas di Ukraina, hingga sampai ke Belarus dan Rusia. Butuh dua hari bagi Uni Soviet untuk membeberkan informasi mengenai ledakan ini kepada publik. Tragedi ini juga membuka mata dunia, melalui Badan Energi Atom Internasional (IAEA), bahwa dunia perlu menjalin kerjasama dan berbagai informasi dalam penggunaan energi nuklir.
Hingga saat ini, rehabilitasi untuk korban-korban Chernobyl masih terus berlanjut. Rusia, Ukraina dan Belarus masih terus dibebani dengan biaya dekontaminasi dan perawatan kesehatan bagi korban. Korban tewas tragedi ini 50 orang, terdiri dari para staf reaktor dan tim penyelamat.
Namun dampak dari paparan radiasi Chernobyl sangat luas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sembilan ribu orang terkena radiasi. Sedangkan aktivis lingkungan hidup Greenpeace menyatakan jumlah yang terpapar mencapai 93 ribu orang. Mereka mengalami berbagai penyakit seperti kanker dan bayi-bayi dilahirkan cacat karena mutasi gen.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengevakuasi ratusan ribu orang, meski dinyatakan sekitar tujuh juta jiwa masih hidup di wilayah berbahaya karena tingkat radiasinya di atas batas aman. Reaktor terakhir ditutup pada 2000 lalu, 14 tahun setelah tragedi.
source