Nasib Sushil Kumar berubah dalam satu malam, dari pegawai negeri miskin jadi jutawan, berkat kuis Who Wants to be Millionaire.
Kumar adalah orang pertama di India yang berhasil memenangi kuis populer itu dan ia berhak atas hadiah senilai 50 juta rupee (lebih dari 1 juta dolar AS). Ketika bintang film legendaris Amibath Bachchan, sang pembawa acara kuis, menyerahkan cek hadiah, Kumar dan istrinya yang baru ia kawini empat bulan ini larut dalam tangis bahagia.
“Anda telah menciptakan sejarah. Kemampuan dan semangat Anda telah membuat Anda melangkah sejauh ini,” komentar Bachchan.
“Kami sangat bahagia, tetapi lebih dari itu, kami masih tidak percaya,” tukas Kumar.
Kemenangan Kumar seperti mewujudkan isi film ‘Slumdog Millionaire’ di mana si protagonis bernama Jamal Malik menang di kuis Who Wants to be Millionaire. Film arahan sutradara Inggris Danny Boyle tersebut akhirnya memenangi Oscar sebagai Film Terbaik tahun 2008.
Sebelum menjadi jutawan baru, Kumar hanya seorang PNS di kota Motihari, negara bagian Bihar di India sebelah timur. Penghasilan pria 26 tahun itu hanyalah 120 dolar (setara Rp 1,1 juta) per bulan. Untuk menambah-nambahi penghasilan, Kumar bekerja sebagai guru les privat.
Kumar memang menggemari kuis WWTBAM, tetapi caranya untuk bisa menonton acara tersebut tidaklah mudah. Sebagai anak buruh tani, keluarga Kumar tidak mampu membeli televisi sehingga ia harus menontonnya di rumah tetangga. Saat menyaksikan kuis tersebut, Kumar sering sekali menjawab dengan benar sehingga tetangga-tetangganya mendorong dia mencoba peruntungan sebagai peserta.
Kumar juga adalah orang desa. Perjalannnya ke Mumbai untuk menjalani rekaman kuis tersebut adalah kali pertama buatnya bepergian naik pesawat. Ia juga mengaku bahwa Mumbai adalah kota besar pertama yang pernah ia kunjung.
Ketika sudah menjadi peserta kuis, target Kumar tidaklah muluk-muluk. Bisa mendapat hadiah 50 ribu dolar atau 100 ribu dolar saja sudah cukup. Karena itulah, tatkala menghadapi pertanyaan ke-13, ia yang sudah mengantungi hadiah 200 ribu dolar berpikir untuk mundur. Namun takdir menggariskan Kumar terus melaju setelah berpikir keras.
“Saat saya melihat pertanyaan itu, saya tidak tahu jawabannya. Tapi saya terus saja memelototi pertanyaan tersebut dalam waktu lama dan tiba-tiba saya tahu kalau dua dari empat (jawaban) itu salah,” beber Kumar.
Dengan sebuah bantuan yang memungkinkan seorang peserta untuk memberi dua jawaban alternatif, Kumar pun sukses melewati hadangan itu. Penyelenggara kuis menolak mengungkapkan apa pertanyaan tersebut dan hanya memberi petunjuk bahwa soal itu terkait dengan sejarah.
Rencana Kumar
Dengan hadiah besar yang sudah ia kantungi, apa rencana Kumar? Tidak terlalu mewah. Kumar berencana memakai uangnya untuk mengambil kursus persiapan ujian PNS sehingga ia bisa mendapatkan posisi yang baik dan bergengsi.
Kumar juga berencana buat membelikan istrinya sebuah rumah, melunasi utang orang tuanya dan membantu memodali empat saudaranya untuk membuka usaha kecil.
Masih ada lagi, Kumar juga tidak lupa dengan asal usulnya dan ia berencana untuk membangun perpustakaan di Motihari sehingga memungkinkan anak-anak di sana memperoleh pengetahuan yang sejak dulu ia damba-dambakan.
Kumar adalah orang pertama di India yang berhasil memenangi kuis populer itu dan ia berhak atas hadiah senilai 50 juta rupee (lebih dari 1 juta dolar AS). Ketika bintang film legendaris Amibath Bachchan, sang pembawa acara kuis, menyerahkan cek hadiah, Kumar dan istrinya yang baru ia kawini empat bulan ini larut dalam tangis bahagia.
“Anda telah menciptakan sejarah. Kemampuan dan semangat Anda telah membuat Anda melangkah sejauh ini,” komentar Bachchan.
“Kami sangat bahagia, tetapi lebih dari itu, kami masih tidak percaya,” tukas Kumar.
Kemenangan Kumar seperti mewujudkan isi film ‘Slumdog Millionaire’ di mana si protagonis bernama Jamal Malik menang di kuis Who Wants to be Millionaire. Film arahan sutradara Inggris Danny Boyle tersebut akhirnya memenangi Oscar sebagai Film Terbaik tahun 2008.
Sebelum menjadi jutawan baru, Kumar hanya seorang PNS di kota Motihari, negara bagian Bihar di India sebelah timur. Penghasilan pria 26 tahun itu hanyalah 120 dolar (setara Rp 1,1 juta) per bulan. Untuk menambah-nambahi penghasilan, Kumar bekerja sebagai guru les privat.
Kumar memang menggemari kuis WWTBAM, tetapi caranya untuk bisa menonton acara tersebut tidaklah mudah. Sebagai anak buruh tani, keluarga Kumar tidak mampu membeli televisi sehingga ia harus menontonnya di rumah tetangga. Saat menyaksikan kuis tersebut, Kumar sering sekali menjawab dengan benar sehingga tetangga-tetangganya mendorong dia mencoba peruntungan sebagai peserta.
Kumar juga adalah orang desa. Perjalannnya ke Mumbai untuk menjalani rekaman kuis tersebut adalah kali pertama buatnya bepergian naik pesawat. Ia juga mengaku bahwa Mumbai adalah kota besar pertama yang pernah ia kunjung.
Ketika sudah menjadi peserta kuis, target Kumar tidaklah muluk-muluk. Bisa mendapat hadiah 50 ribu dolar atau 100 ribu dolar saja sudah cukup. Karena itulah, tatkala menghadapi pertanyaan ke-13, ia yang sudah mengantungi hadiah 200 ribu dolar berpikir untuk mundur. Namun takdir menggariskan Kumar terus melaju setelah berpikir keras.
“Saat saya melihat pertanyaan itu, saya tidak tahu jawabannya. Tapi saya terus saja memelototi pertanyaan tersebut dalam waktu lama dan tiba-tiba saya tahu kalau dua dari empat (jawaban) itu salah,” beber Kumar.
Dengan sebuah bantuan yang memungkinkan seorang peserta untuk memberi dua jawaban alternatif, Kumar pun sukses melewati hadangan itu. Penyelenggara kuis menolak mengungkapkan apa pertanyaan tersebut dan hanya memberi petunjuk bahwa soal itu terkait dengan sejarah.
Rencana Kumar
Dengan hadiah besar yang sudah ia kantungi, apa rencana Kumar? Tidak terlalu mewah. Kumar berencana memakai uangnya untuk mengambil kursus persiapan ujian PNS sehingga ia bisa mendapatkan posisi yang baik dan bergengsi.
Kumar juga berencana buat membelikan istrinya sebuah rumah, melunasi utang orang tuanya dan membantu memodali empat saudaranya untuk membuka usaha kecil.
Masih ada lagi, Kumar juga tidak lupa dengan asal usulnya dan ia berencana untuk membangun perpustakaan di Motihari sehingga memungkinkan anak-anak di sana memperoleh pengetahuan yang sejak dulu ia damba-dambakan.