Dalam praktik saya sebagai pengacara dan mediator kasus perceraian, saya sering bertemu orang-orang yang benar-benar menyesali perbuatan mereka tapi tidak bisa mengakuinya. Berikut ini adalah teknik lima menit untuk mengungkapkan penyesalan, yang hampir selalu berhasil.
1. Jadikan permintaan maaf Anda sebagai hal yang sangat penting
Jangan berusaha mengurangi kesalahan dengan menawarkan permintaan maaf atau alasan yang berat sebelah. Anda akan membuat keadaan semakin buruk.
Jangan mengatakan: “Ini bukan masalah penting”, “Saya tidak bermaksud begitu”, atau “Kamu terlalu berlebihan”.
Coba katakan: “Aku telah membuat kesalahan”, “Seharusnya aku tidak melakukan itu” atau “Seharusnya aku mengetahui hal itu lebih baik”.
2. Akuilah kesalahan Anda yang sebenarnya
Bagian dangkal dari sebuah kesalahan (melewatkan makan malam, komentar yang sembrono) sering kali merupakan gejala dari pelanggaran yang lebih besar lagi. Permintaan maaf yang baik mengungkapkan masalah sebenarnya yang tersembunyi dengan memakai kata “karena”.
Jangan mengatakan: “Saya menyesal telah melupakan janji makan malam kita”
Coba katakan: “Saya menyesal telah melupakan rencana makan malam kita karena itu sangat tidak sopan membatalkan rencana kita secara mendadak.
3. Jangan pernah katakan “Tapi”
Kata “tapi” dapat menyabotase. permintaan maaf Anda. Ini adalah usaha terselubung untuk membelokkan kesalahan (“Aku minta maaf karena melupakan janji makan malam kita, tapi kamu seharusnya mengingatkan aku”).
4. Gunakan kata-kata Anda, bukan dompet Anda
Tak ada yang bisa menggantikan permintaan maaf yang tulus dan jujur. Memberikan pasangan Anda seikat bunga atau hadiah lain sebagai pengganti permintaan maaf bisa jadi semacam suap. Hadiah tersebut mengatakan kepadanya bahwa Anda menyesal tapi tidak menunjukkan bahwa Anda memahami kalau Anda telah berlaku salah. Jika ingin memberi hadiah, berikan nanti—akan jauh lebih dihargai bila hadiah diberikan tanpa embel-embel atau pamrih.